Laporan Akhir Elektronika
Nama : Faizil Fakhri
No BP : 2410951010
Kelompok : 3
Tanggal Praktikum : 23 September 2025
Asisten Praktikum : Faren Muhamad Abdad
Aulia Rahma Okto Bendsi
1. Inverting Amplifier
Rf(kΩ) | Vi(V) | Hitung Gain (−
| Vout(V) | Bentuk Gelombang |
20 Ω | 5 V | -10 V | ||
50 Ω | 5 V | -25 V | ||
80 Ω | 5 V | -40 V |
2. Komparator
V1(V) | V2(V) | Vout |
3 V | 1 V | -10 V |
1 V | 3 V | 11 V |
3. LPF-20dB
Frekuensi | Vin(V) | Vout(V) | Grafik Sinyal |
100 Hz | 1,748 V | 1,484 V (Multimeter) 1.48∠−32.14∘ V (Manual) | |
500 Hz | 1,752 V | 0,520 V (Multimeter) 0.532∠−72.3∘ V (Manual) | |
1000 Hz | 1,730 V | 0,265 V (Multimeter) 0.272∠−81.0∘ V (Manual) |
Sketch Grafik Bode Plot |
4. HPF 40dB
Frekuensi | Vin(V) | Vout(V) | Grafik Sinyal |
100 Hz | 1,762 V | 0,538 V (Multimeter) 0.937∠57.86∘ V (Manual) | |
500 Hz | 1,747 V | 1,592 V (Multimeter) 1.664∠17.66∘ V (Manual) | |
1000 Hz | 1,726 V | 1,685 V (Multimeter) 1.704∠9.04∘ V (Manual) |
Sketch Grafik Bode Plot |
Inverting amplifier menggunakan Op-Amp untuk mengatur penguatan tegangan (voltage gain). Sinyal masukan dihubungkan ke terminal inverting (-), sedangkan terminal non-inverting (+) dihubungkan ke ground. Output diberikan umpan balik melalui resistor feedback (Rf) menuju input inverting. Karena impedansi input yang sangat tinggi, arus yang masuk ke terminal inverting praktis nol, sehingga arus yang mengalir melalui resistor input (Rin) sama dengan arus yang melalui Rf. Tegangan pada terminal inverting bernilai nol (virtual ground), sebab terminal non-inverting terhubung ke ground. Akibatnya, sinyal output akan berfasa terbalik 180° terhadap input: jika input bernilai positif, maka output bernilai negatif.
Komparator adalah rangkaian berbasis op-amp yang berfungsi membandingkan dua tegangan pada inputnya, lalu menghasilkan output dalam bentuk logika digital (tinggi atau rendah). Prinsip kerjanya adalah:Jika tegangan pada input non-inverting (+) lebih besar daripada input inverting (-), maka output berada pada kondisi saturasi positif (tegangan tinggi). Jika tegangan pada input inverting (-) lebih besar daripada input non-inverting (+), maka output berada pada kondisi saturasi negatif (tegangan rendah).
3. Low Pass Filter (LPF)
Low Pass Filter adalah filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi di bawah frekuensi cut-off, sementara sinyal dengan frekuensi di atasnya akan dilemahkan (diredam). Pada frekuensi di bawah cut-off, redaman hampir tidak ada, sedangkan pada frekuensi di atas cut-off, sinyal akan teredam cukup besar. Dengan kata lain, hanya sinyal frekuensi rendah yang dapat lolos melalui filter ini.
4. High Pass Filter (HPF)
High Pass Filter bekerja kebalikan dari LPF, yaitu hanya meloloskan sinyal dengan frekuensi lebih tinggi dari frekuensi cut-off, sedangkan sinyal dengan frekuensi rendah akan diredam. Redaman pada frekuensi tinggi sangat kecil, sementara frekuensi rendah akan mengalami peredaman yang besar. Dengan demikian, hanya sinyal frekuensi tinggi yang dapat melewati filter ini.
Jawab :
- Percobaan 1: Dengan (2 kali Rin), penguatan yang didapat adalah -2. Hasilnya, Vout menjadi -10 V, yang merupakan 2 kali Vin (5V).
Jawab :
Jika input komparator mendekati atau sama dengan tegangan referensi, outputnya dapat menjadi tidak stabil dan berosilasi dengan cepat antara tegangan saturasi positif dan negatif. dalam percobaan, kondisi komparator pada kondisi ideal, di mana terdapat perbedaan yang jelas antara kedua input:
Ketika
V1(3V) danV2(1V) memiliki selisih yang besar, output langsung menuju ke salah satu tegangan saturasi (-10Vatau+11V) dan tetap stabil di sana.
Namun, percobaan tersebut tidak ada skenario di mana kedua tegangan input dibuat sangat mirip (misalnya, V1 = 3V dan V2 = 2.99V). Oleh karena itu, fenomena chattering tidak dapat diamati langsung dari hasil percobaan
Jawab :
4. Analisa prinsip kerja dari LPF berdasarkan tegangan input, output, frekuensi cut-off, dan gelombang hasil percobaan.
Jawab :
Dari hasil percobaan, LPF bekerja sesuai dengan teori; yakni meloloskan sinyal dengan frekuensi di bawah frekuensi cutoff dan meredamkan sinyal dengan frekuensi di atasnya. jika di analisa kita dapat mengetahui frekuensi cut off dengan fc= 1/2π(10,000)(100× 0,000000001) ≈159 Hz.
1. Saat f = 100 Hz (di bawah )
- Kondisi: Frekuensi sinyal (100 Hz) lebih rendah dari frekuensi cut-off (159 Hz). Ini adalah area Passband (pita lolos).
- Hasil: Tegangan output () hampir sama dengan tegangan input ()
2. Saat f = 500 Hz & 1000 Hz (di atas )
- Kondisi: Frekuensi sinyal (500 Hz dan 1000 Hz) jauh lebih tinggi dari frekuensi cut-off. Ini adalah area Stopband (pita stop).
- Hasil (500 Hz): Vout turun drastis menjadi 0.532 V.
- Hasil (1000 Hz): Vout turun lebih jauh lagi menjadi 0.272 V.
Jawab :
1. Saat f = 100 Hz (di bawah )
- Kondisi: Frekuensi sinyal (100 Hz) lebih rendah dari frekuensi cut-off (159 Hz). Ini adalah area Stopband (pita stop) untuk HPF.
- Hasil: Tegangan output () secara signifikan lebih kecil dari tegangan input ().
2. Saat f = 500 Hz & 1000 Hz (di atas )
- Kondisi: Frekuensi sinyal (500 Hz dan 1000 Hz) berada di atas frekuensi cut-off. Ini adalah area Passband (pita lolos).
- Hasil (500 Hz): Vout naik drastis menjadi 1.664 V, hampir sama dengan Vin.
- Hasil (1000 Hz): Vout menjadi 1.704 V, semakin mendekati nilai Vin.
Download Vidio Percobaan 2 klik disini
Download Vidio Percobaan 3 klik disini
Download Vidio Percobaan 4 klik disini
Download Vidio Simulasi Rangkaian Dengan Asisten klik disini
Komentar
Posting Komentar